Bermain JT65 dan atau JT9 membutuhkan jam komputer yang presisi. Selisih waktu beberapa detik saja membuat message tidak terdekode dengan baik, akibatnya hanya sebagian atau bahkan seluruh data tidak terdekode.
Kemarin seorang teman mempunyai problem seperti yang saya sampaikan. Setelah menginstall wsjt-x ternyata di band activity tidak muncul apapun padahal bunyi nada station yang sedang aktif terdengar sangat jelas. Beliau sudah menginstall Meinberg Network Time Protocol yang diambil dari http://www.satsignal.eu/ntp/setup.html namun ternyata tidak bisa konek ke server.
Saya kemudian membantunya dengan menginstal Dimention4 yang terdapat di http://www.thinkman.com/dimension4/ secara remote menggunakan Team Viewer . Namun setelah saya jalankan ternyata mengalami problem yang sama, tidak bisa konek ke server. Saya kemudian coba menggunakan setting internet time bawaan windows, hasilnya juga sama.
Sudah tiga aplikasi dicoba ternyata tidak membuahkan hasil, saya kemudian googling lagi mencari aplikasi untuk mensinkronkan waktu. Menemukan http://www.worldtimeserver.com/atomic-clock/ dan segera saja didownload dan diinstall dengan harapan bisa berhasil karena belum pernah menggunakan aplikasi ini sama sekali. Alhamdulillah, akhirnya dengan aplikasi kecil ini jam komputer bisa dicocokkan. Segera terlihat di waterfall wsjt-x, tidak ada grafik sinyal yang mendahului garis start. Tunggu sampai 50 detik, akhirnya band activity dipenuhi stasiun yang sedang aktif.
Sabtu, 17 Desember 2016
Kamis, 29 September 2016
TQSL lagi.
Kembali harus berurusan dengan TQSL. Sebuah software kecil untuk meng upload log ke server LoTW. Bermula dari reinstall windows 7 pada laptop yang sehari-hari saya gunakan untuk kegiatan QSO. Semua software terhapus, mau tidak mau harus reinstal TQSL. Saat ini sudah mencapai versi 2.2.2.
Selesai menginstall tiba saatnya meminta sertifikat TQ6. Tanpa sertifikat ini software tidak akan bisa digunakan untuk mengupload log. Caranya cukup sederhana asalkan tersedia jaringan internet maka permintaan sertifikat ini akan berlangsung cepat. Akhirnya setelah beberapa menit ada email masuk dari admin LoTW berisi sertifikat TQ6. File kemudian saya download untuk selanjutnya dijalankan. TQSL sudah mendapatkan Callsign certificate, siap digunakan untuk mengupload log.
Kali ini log yang hendak saya upload adalah log hasil mengikuti contest CQWWRTTY pada hari sabtu dan minggu kemarin. Dengan beberapa kali klik akhirnya log siap diupload. Tapi apa yang terjadi, ternyata ada warning bahwa log yang bisa diupload hanya untuk QSO mulai hari ini. Wah, ternyata ada yang salah saat mengajukan sertifikat tadi. Jadi, sertifikat TQ6 akan membatasi periode QSO yang bisa diupload sesuai dengan batas yang diajukan saat pengajuan sertifikat. Rupanya tadi saya kurang teliti dalam menset tanggal batas.
Coba saya ajukan lagi sertifikat baru dengan batas tanggal saya buat tahun 2014. Setelah terkirim, dalam waktu kurang dari 15 menit sudah dapat balasan email dari admin TQSL. Ini kemajuan yang signifikan, dulu butuh berhari-hari untuk mendapatkan sertifikat ini.
Proses diulang lagi, jalankan TQSL, coba upload log dan alhamdulillah, semua berjalan lancar. Log CQWWRTTY semua sukses terupload ke server LoTW.
Selesai menginstall tiba saatnya meminta sertifikat TQ6. Tanpa sertifikat ini software tidak akan bisa digunakan untuk mengupload log. Caranya cukup sederhana asalkan tersedia jaringan internet maka permintaan sertifikat ini akan berlangsung cepat. Akhirnya setelah beberapa menit ada email masuk dari admin LoTW berisi sertifikat TQ6. File kemudian saya download untuk selanjutnya dijalankan. TQSL sudah mendapatkan Callsign certificate, siap digunakan untuk mengupload log.
Kali ini log yang hendak saya upload adalah log hasil mengikuti contest CQWWRTTY pada hari sabtu dan minggu kemarin. Dengan beberapa kali klik akhirnya log siap diupload. Tapi apa yang terjadi, ternyata ada warning bahwa log yang bisa diupload hanya untuk QSO mulai hari ini. Wah, ternyata ada yang salah saat mengajukan sertifikat tadi. Jadi, sertifikat TQ6 akan membatasi periode QSO yang bisa diupload sesuai dengan batas yang diajukan saat pengajuan sertifikat. Rupanya tadi saya kurang teliti dalam menset tanggal batas.
Coba saya ajukan lagi sertifikat baru dengan batas tanggal saya buat tahun 2014. Setelah terkirim, dalam waktu kurang dari 15 menit sudah dapat balasan email dari admin TQSL. Ini kemajuan yang signifikan, dulu butuh berhari-hari untuk mendapatkan sertifikat ini.
Proses diulang lagi, jalankan TQSL, coba upload log dan alhamdulillah, semua berjalan lancar. Log CQWWRTTY semua sukses terupload ke server LoTW.
Senin, 28 Maret 2016
I will always send my full call sign
Hari sabtu dan minggu kemarin saya mengikuti CQWPX SSB contest. Targetnya tidak terlalu muluk, 100 QSO sudah cukup dengan mengambil kategori 'single operator all band low power', artinya operatornya cuma satu dan bekerja pada semua band dengan power tidak lebih dari 100 watt.
Walaupun bekerja pada semua band, ada batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar. Untuk tingkat penggalang / YC, tidak boleh bekerja pada band 20 m di atas frekwensi 14.150 Mhz. Itulah aturan di Indonesia, sebaiknya diikuti saja. Dan untungnya ternyata ada beberapa statiun DX yang bekerja di bawah frekwensi 14.150 Mhz.
Semua band saya coba masuki, dari mulai 160 m sampai dengan 10 m. Hasilnya, pada band 160 m tidak berhasil mendengarkan satupun stasiun. Beralih ke 80 m, ada 2 stasiun dari call area 1 yang berhasil masuk log, dan satu stasiun dari call area 9.
Pada band 10 m nasibnya seperti 80 m, hanya beberapa gelintir stasiun DX yang berhasil masuk log. Sedangkan pada band 20 m masih agak lumayan. Paling banyak QSO di band 15 meter, puluhan stasiun DX yang berhasil masuk log.
Akhirnya nyoba di 40 m atau 7 mhz. Beberapa stasiun DX bisa masuk log, namun di band ini terasa tidak nyaman. Sepertinya band ini cukup favorit bagi temen-temen yang baru belajar contes, ini sebuah kemajuan. Hanya saja ada sesuatu hal yang selalu menjadi ciri khas AR Indonesia, mereka kebanyakan hanya menyebutkan suffik callsign mereka saja di saat manggil stasiun lawan. Jadi kalau misalnya callsign mereka adalah YC2MDU, mereka hanya menyebutkan MDU gitu saja, dan ini sering membingungkan stasiun lawan. Mungkin mereka terbiasa dengan kegiatan net lokal yang hanya menyebutkan suffik saja. Dan ini hanya dilakukan oleh AR Indonesia. Tidak siaga, tidak penggalang, tidak penegak, ada saja yang melakukan itu.
Barangkali hal ini terjadi karena mereka jarang membaca atau tidak ada yang mengajari atau memang tidak mau mengikuti aturan. Di internet tersebar DX Code of Conduct yang salah satunya berbunyi " I will always send my full call sign", tampaknya butir ini yang tidak pernah mereka pahami.
Walaupun bekerja pada semua band, ada batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar. Untuk tingkat penggalang / YC, tidak boleh bekerja pada band 20 m di atas frekwensi 14.150 Mhz. Itulah aturan di Indonesia, sebaiknya diikuti saja. Dan untungnya ternyata ada beberapa statiun DX yang bekerja di bawah frekwensi 14.150 Mhz.
Semua band saya coba masuki, dari mulai 160 m sampai dengan 10 m. Hasilnya, pada band 160 m tidak berhasil mendengarkan satupun stasiun. Beralih ke 80 m, ada 2 stasiun dari call area 1 yang berhasil masuk log, dan satu stasiun dari call area 9.
Pada band 10 m nasibnya seperti 80 m, hanya beberapa gelintir stasiun DX yang berhasil masuk log. Sedangkan pada band 20 m masih agak lumayan. Paling banyak QSO di band 15 meter, puluhan stasiun DX yang berhasil masuk log.
Akhirnya nyoba di 40 m atau 7 mhz. Beberapa stasiun DX bisa masuk log, namun di band ini terasa tidak nyaman. Sepertinya band ini cukup favorit bagi temen-temen yang baru belajar contes, ini sebuah kemajuan. Hanya saja ada sesuatu hal yang selalu menjadi ciri khas AR Indonesia, mereka kebanyakan hanya menyebutkan suffik callsign mereka saja di saat manggil stasiun lawan. Jadi kalau misalnya callsign mereka adalah YC2MDU, mereka hanya menyebutkan MDU gitu saja, dan ini sering membingungkan stasiun lawan. Mungkin mereka terbiasa dengan kegiatan net lokal yang hanya menyebutkan suffik saja. Dan ini hanya dilakukan oleh AR Indonesia. Tidak siaga, tidak penggalang, tidak penegak, ada saja yang melakukan itu.
Barangkali hal ini terjadi karena mereka jarang membaca atau tidak ada yang mengajari atau memang tidak mau mengikuti aturan. Di internet tersebar DX Code of Conduct yang salah satunya berbunyi " I will always send my full call sign", tampaknya butir ini yang tidak pernah mereka pahami.
Langganan:
Postingan (Atom)