Laman

Selasa, 25 Agustus 2015

Easy Rotor Controller for KR-600

Easy Rotor Controller adalah pengontrol rotor atau rotator antenna yang bisa dikendalikan melalui HID, Human Interface Device berupa tombol atau dikendalikan melalui komputer dengan software pengontrol rotor. ERC dapat diperoleh di http://easy-rotor-control.com/ .



Menurut pembuatnya, ERC kompatible dengan hampir semua jenis rotor antenna. Saya hendak mencoba mengontrol rotor yang saya miliki dengan komputer. Saat ini terpasang KR-600 buatan Kenpro, sebuah rotor yang cukup tua dan sudah tidak diproduksi lagi oleh Kenpro. Jenis terbaru yang serupa dengan KR-600 adalah G-600 produk Yaesu.

Singkat cerita, pada suatu hari datanglah kit ERC-M dari Jerman melalui pos. Tapi saya harus membayar hampir 200 ribu rupiah untuk mengambilnya, kata pak Pos mungkin itu biaya untuk bea cukai. ERC-M mempunyai kemampuan untuk mengontrol dua buah rotor sekaligus, bisa mengontrol satu rotor azimuth, atau 2 azimuth atau 1 azimuth dan 1 elevation.

Ternyata jarak lubang PCB cukup rapat, untunglah tersedia solder dengan ujung yang cukup lancip dan kaca pembesar. Akhirnya selesai sudah menyolder seluruh komponen pada PCB, dilanjutkan dengan membersihkan sisa-sisa pasta dengan tinner. Terakhir dibersihkan dengan air sabun, hasil solderan jadi kelihatan bersih.

Langkah berikutnya adalah pengujian tegangan kerja dari rangkaian. Tersedia dua pin untuk mengukur tegangan 5V dan 12V. Alhamdulillah, hasilnya bagus. Rangkaian kemudian dihubungkan ke PC melalui port USB. Dengan software bawaan ERC maka pengujian rangkaian sudah bisa dilakukan. Pertama yang diuji adalah relay, dengan mengklik tombol test maka relay akan bekerja berurutan, proses yang cukup sederhana.

Pengujian selanjutnya adalah kalibrasi untuk menentukan titik dimana rotor berhenti. Rotor harus diputar ke kanan sampai berhenti, kemudian sudutnya dimasukkan ke software, disimpan. Sebaliknya juga begitu, rotor diputar kekiri sampai berhenti lantas dicatat sudutnya dalam software.

Tibalah saat mencoba menjalankan rotor melalui PC. ERC menyediakan software controller untuk mengatur arah rotor. Dengan mengklik arah tertentu atau menuliskan derajat arah yang dituju, maka rotor akan bergerak kesana. Saat software dijalankan, jarum penunjuk mengarah ke utara. Coba klik 30 derajat, jarum tidak mau bergerak, tapi ternyata antenna sudah berputar ke kanan. Klik lagi ke 0 derajat, hasinya mengecewakan, jarum tidak bergerak sedangkan rotor tetap berputar ke kanan, seharusnya ia berputar ke kiri kembali ke 0 derajat.

Proses pengujian dan kalibrasi dijalankan lagi. Sejauh ini semuanya berjalan baik, namun ketika digunakan untuk mengontrol rotor, rotor hanya mau berputar ke kanan. Bolak-balik lihat skema dan melakukan proses pengujian dan kalibrasi, hasilnya rotor tetep hanya mau berputar ke kanan.

Capek sudah melakukan uji coba, jam sudah menunjukkan pukul 2 malam, mata sudah terasa berat. Menyerah, mau dilanjut besok lagi. Sebelum mematikan PC, iseng-iseng feedback tegangan dari rotor dibalik, jadi sudah tidak sesuai skema lagi. Coba jalankan software, klik ke kanan....lho jarumnya kok bisa bergerak, klik sebelah kiri, jarum kembali ke kiri. Alhamdulillah, ternyata polarisasi feedback tegangan dari rotor terbalik.

Nggak jadi tidur, sekarang coba jalankan HRD rotor. Klik connect...sukses, klik arah tertentu ke semua posisi sesuai map. Jalan sempurna, kurang puas, coba jalankan MixW. MixW punya rotator kontroller juga, setelah terhubung, klik arah tertentu, jarum indikator bergerak ke arah yang dituju. Asyiik, ternyata jalan juga di MixW, alamat besok kalau ada kontes, rotator akan kecapekan mengejar lawan.

Ngantuk, akhirnya tidur...






Rabu, 13 Mei 2015

Baofeng UV-5RA Repeater Setting

Bagaimana mensetting memory HT murah meriah Baofeng UV-5RA? Di link berikut ada petunjuknya. Cara mensetting Baofeng UV-5R untuk orang idiot

Intinya harus dilakukan dua kali penyimpanan pada channel yang dikehendaki. Pertama menyimpan frekwensi output dari repeat pada channel yang dikehendaki, berikutnya dilanjutkan menyimpan frekwensi input dari repeater pada channel yang sama. Selamat mencoba.

Senin, 16 Februari 2015

FCC Exam

Hari ini saya baca pengumuman ujian Orari di sebuah ORDA baik untuk anggota baru maupun untuk naik tingkat. Membaca persyaratannya terasa sangat rumit dibanding dengan ujian FCC / FCC Exam yang pernah saya ikuti beberapa waktu yang lalu.

FCC exam jauh sekali lebih sederhana dari ujian Orari. Tawaran FCC exam datang dari Volunteer Examiner (VE) yang saya kenal dari Facebook. Syarat mengikuti hanyalah membayar 15 USD dan mempunyai alamat surat menyurat di USA, itu saja. Sudah barang tentu saya harus belajar soal-soal ujian FCC. Untungnya bank soal ujian FCC banyak tersedia di internet.

Sebenarnya tawaran untuk ikut FCC exam sudah lama saya dapatkan, namun karena belum semua soal saya pelajari maka saya baru bisa mengikuti baru pada akhir tahun 2014. Akhirnya setelah bank soal untuk semua tingkat sudah saya terbaca, barulah saya berani menghadiri FCC exam.

FCC exam memungkinkan seseorang mengikuti ujian untuk tiga tingkat sekaligus dengan sekali bayar. Syaratnya semua level dibawahnya harus lulus untuk mengikuti ujian level berikutnya dihari itu juga. Untuk peserta baru maka dia harus mengikuti ujian Technician class sebagai level terendah, mungkin selevel dengan Siaga di ORARI, bedanya semua soal disajikan dalam bahasa inggris. Nah, setelah lulus dari Technician class, peserta boleh melanjutkan mengikuti ujian General class tanpa harus bayar lagi. Bila di General class peserta juga lulus, maka dia berhak mengikuti ujian level tertinggi yaitu Extra class tanpa harus bayar lagi. Disinilah enaknya, sekali bayar 15 USD bisa pulang dengan membawa lisensi tertinggi setara YB di Orari.

Untuk semua level, apabila peserta tidak lulus, dia berhak mengulang lagi dengan syarat membayar lagi 15 USD. Tidak ada batas jumlah pengulangan selama peserta masih sanggup membayarnya dihari itu juga.

Kebetulan pada waktu FCC exam saya bisa melalui semua level tanpa harus mengulang. Di hari itu saya pulang langsung membawa CSCE / Certificates of Successful Completion of Examination untuk Extra class, semacam SKKAR di ORARI. Enaknya lagi, dalam satu minggu maka callsign akan segera dikeluarkan. Lisensi yang dikeluarkan oleh FCC akan berlaku selama 10 tahun.

Sekarang saya mempunyai callsign Extra Class K2MDU yang sayangnya tidak bisa digunakan di wilayah Indonesia. Namun karena dari awal niat saya hanya sekedar menguji kompetensi pribadi di bidang amatir radio maka hal ini tidak menjadi masalah. Minimal saya tahu aturan umum amatir radio yang berlaku global.


Jumat, 09 Januari 2015

TQSL on the second computer

Laptop yang selama ini menjadi andalan untuk kegiatan QSO akhirnya mendekati ajalnya. Usaha untuk menyelamatkannya belum membuahkan hasil. Beruntung semua log sudah ter-upload ke LoTW, eQSL, HRDlog dan QRZ.com.

Untuk melanjutkan kegiatan, mau tidak mau harus menggunakan Laptop yang lain. Beruntung sudah ada jaringan internet dengan kecepatan yang cukup lumayan. Mulailah satu-persatu aplikasi untuk kegiatan QSO dan logging terdownload. Sampailah pada TQSL yang berfungsi untuk mengupload log ke Server LoTW, berbekal pengalaman menggunakan 3 sertifikat untuk 3 callsign yang berbeda maka dengan penuh keyakinan mengirim request certificate for new callsign, walaupun sebenarnya callsignnya masih yang lama.

Harusnya dalam waktu yang tidak terlalu lama akan masuk email berisi file sertifikat TQ6. Sehari dua hari belum juga dapat email, help desk jadi andalan. Jawabnya sangat panjang dari mulai penjelasan bahwa belum ada request yang masuk sampai dengan cara menginstal TQSL. Akhirnya TQ5 diupload lagi, masih kurang puas upload juga lewat sitenya LoTW.
Ting-tong, notifikasi email berbunyi, TQ6 yang ditunggu akhirnya datang,  double klik langsung terinstal pada TQSL. Seluruh log dengan lancar ter-upload pada Server LoTW.

Sabtu, 03 Januari 2015

OmniRig dan MixW

Kemarin saya membuat jadwal untuk QSO dengan amatir radio Argentina LU1FAM untuk mencoba JT65 di 10 meter band. Beberapa minggu yang lalu kami sudah berhasil melakukan kontak dengan mode RTTY di 10 meter.

Hari ini pagi-pagi sekali kubuka FB, dia sudah OL, kukirim message bahwa aku sudah siap di 28.076 USB, frekuensi khusus untuk JT65. Ternyata dia malah lagi asyik ikut ARRL Roundup Contest. Ooo... ternyata ada kontes, pengin ikut tapi laptop belum siap, dari kemarin N1MM dan MixW tidak bisa terhubung ke IC-7410. Sebenarnya N1MM sudah bisa membaca frekuensi tapi beberapa menit pasti terputus. Berkali-kali coba update driver USB tapi masih belum berhasil.

Akhirnya aku pinjam laptop anakku, ku install MixW dan OmniRig. Pakai OmniRig karena di MixW belum ada IC-7410 pada daftar CAT. Tiba saatnya mencoba, hasilnya... frekuensi belum juga terbaca. Coba ganti port, jalanin client.exe untuk menguji OmniRig, restart berkali-kali, hasilnya nihil.

Berikutnya kucoba install HRD, download lebih dari 90MB. Konek ke IC-7410 lancar-lancar saja. Aneh, kenapa OmniRig masih belum bisa terhubung ke radio.

Satu hal yang belum kulakukan, shutdown komputer, barangkali dengan cara ini membuahkan hasil. Alhamdulillah ternyata setelah shutdown kemudian start, tiba-tiba OmniRig bisa membaca Frequency IC-7410. Jadi ikut ARRL Roundup Contest jadinya.